Pages

Sabtu, 30 November 2013

Sahabat




Mira dan Siska adalah dua sahabat yang selalu bersama. Kemanapun mereka pergi pasti selalu berdua, mereka tak pernah terpisahkan. Mereka mempunyai latar belakang keluarga berbeda, Siska adalah anak yatim piatu dan Mira adalah anak orang kaya pengusaha property. Siska di biayai oleh pamannya yang berada di luar kota untuk bersekolah dan kost di Jakarta.

Mira dan Siska merupakan murid SMA Negeri ternama di Jakarta. Mereka duduk di bangku kelas XI IA (Ilmu Alam). Banyak yang mengira bahwa Siska mendekati Mira hanya karena memanfaatkannya saja. Siska dianggap numpang eksis dan memanfaatkan kekayaan Mira saja selama ini. Beberapa orang menganggap seperti itu karena memang Siska lebih cantik ketimbang Mira. Banyak wanita yang iri terhadapnya. Selain cantik, Siska merupakan juara kelas karena kepintarannya.

Dengan hal tersebut Mira tidak pernah merasa terganggu karena dirinya sudah tau bagaimana Siska sedalam-dalamnya, itu karena mereka sudah bersahabat lama dan selama ini tak pernah ada masalah diantara mereka berdua. Apa lagi yang orang-orang tuduhkan kepada Siska. 


------------------------------------

Suatu hari, Siska pergi kerumah Mira untuk belajar bersama. Ini adalah kegiatan rutin mereka berdua karena Siska adalah anak terpandai di kelas dan dia ingin membagi kepintarannya itu pada sahabat akrabnya Mira.
Hari itu tepatnya hari Jumat, jam 14.00 Siska tiba di rumah Mira di daerah kawasan Kayu Putih.

“Eh, non Siska, mari masuk”, kata Sari, pembantu Mira yang masih muda.

“Mira nya ada, mbak?”, tanya Siska

“Belum pulang non, silahkan non Siska tunggu saja di kamarnya dulu. Biar saya siapkan minum”

“Baik, mbak. Terimakasih”

Siska pun berjalan menuju kamar Mira yang terletak di lantai dua. Siska duduk di meja belajar sambil membaca majalah Cosmopolitan milik Mira. Tidak beberapa lama kemudian, Mbak Sari datang mengantarkan minuman kepada Siska.

“Permisin non. Mau ditaruh dimana minumnya?”

“Emm, di atas rak itu saja mbak” jawab Siska sambil menunjuk rak yang terletak di dekat meja belajar Mira. 

Tapi, tanpa disengaja mbak sari terpeleset dan menjatuhkan beberapa perabotan di atas rak Mira, tiba-tiba…

PRAAAANKKKK !!!

Sebuah gelas antik terjatuh dan pecah dilantai.

“Astaga! Mbak enggak kenapa-kenapa kan?”, kata Siska.

“Aduh! Saya enggak kenapa-kenapa non, tapi ini gelas yang pecah.. aduh, gimana ya…”, mbak Sari terlihat panik.

Ya, gelas antik itu adalah satu-satunya barang peninggalan mama Mira yang telah meninggal saat umurnya masih 6 tahun karena sakit. Sejak hari itu hanya gelas antik itu saja pemberian ulang tahun ke-5 bagi Mira yang sangat berarti dan sekarang gelas itu pecah karena keteledoran Mbak Sari.

“Aduh gimana ya, Mbak? Mira kan benar-benar cinta sekali dengan gelas ini, bisa-bisa dia…”

“BRRRUUUUUMMMMM!!!”

Belum sempat Siska selesai berbicara, tiba-tiba suara mobil Mira terdengar di luar gerbang. Mira sudah tiba di rumahnya.

“Aduh! Non Mira datang! Gimana ini non??? Bisa-bisa dia pecat saya…”, kata Mbak Sari panik.

Karena merasa kasihan dengan mbak Sari yang memang kesusahan ekonomi untuk menghidupi keluarganya, Siska pun mengambil langkah yang gila.

“Ya sudah mbak Sari turun saja, sambut Mira. Saya yang bertanggung jawab dengan gelas ini, mbak Sari silahkan turun dan tak usah bicara apa-apa pada Mira”

“Ta-tapi non…”

“Sudah cepat sana turun”, kata Siska sambil mendorong mbak Sari keluar kamar.

Dengan berat hati mbak Sari turun kebawah dan menyambut Mira yang datang. Siska dikamar membereskan serpihan gelas yang pecah itu. Dia menyapu dan mngumpulkan jadi satu, tiba-tiba…

“ADA APA INI! APA YANG KAMU LAKUKAN!!!”, Mira telah berdiri didepan kamar dan tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“KENAPA KAMU PECAHKAN GELAS ITU, SIS! KAMU ITU SAHABAT AKU! KENAPA KAMU CEROBOH! ITU PENINGGALAN IBUKU YANG TERAKHIR!!!”

Tampak wajah Mira sangat tegang. Matanya memicing dengan kebencian, nafasnya tidak beraturan, air matanya sudah membayang dan siap menetes keluar dari matanya yang memerah. Saat ini amarah mendalam telah menguasai tubuh Mira.

“Mira, maaf…”

“AKU NGGAK BUTUH ALASANMU!!! CEPAT PERGI DARI RUMAHKU! SEKARANG !!!”

Mira benar-benar murka saat itu, dia menangis dan berlutut dilantai. Siska pun melangkah pergi dari rumah Mira, dia benar-benar tidak bisa menceritakan kejadian sesungguhnya dan di bawah mbak Sari pun tampak menangis melihat pengorbanan Siska. Mbak Sari memeluk Siska sambil meminta maaf, Siska menangis namun tetap memohon pada mbak Sari agar tidak mengatakan hal yang sebenarnya.

Sejak saat itu mereka berdua tak lagi saling menyapa didalam maupun diluar sekolah.


             ------------------------------------



Siska memberanikan diri untuk datang kerumah Mira, dia ingin meminta maaf dan berbaikan dengan Mira. Mbak Sari kembali membukakan pintu, dia tampak sedih melihat Siska.

“Non, maafkan saya. Karena ulah saya non Siska jadi di musuhi begini”, kata mbak Sari.

“Sudahlah mbak, tak perlu dipikirkan. Ngomong-ngomong, Mira ada kan?” 

“Sebentar ya, non. Saya panggilkan”

Dari raut wajahnya mbak Sari tampak sangat sedih karena hubungan dua sahabat itu telah rusak karena dirinyaa. Mira pun terlihat menuruni anak tangga dan berjalan menuju pintu depan.

“MAU APA KAMU DATANG KERUMAHKU LAGI!!!”, tiba-tiba Mira langsung marah melihat kedatangan Siska.

“Mira, aku enggak mau hubungan kita jadi seperti ini. Bisakah kita berbicara baik-baik?”, tanya Siska.

“CUKUP! Enggak ada yang perlu dibicarakan lagi! KAMU TEGA! INI YANG KAMU SEBUT SAHABAT??? kamu tidak bisa menjaga apa yang aku cinta! sekarang aku sadar, memang kamu selama ini MEMANFAATKANKU SAJA! benar kata orang! KAMU MURAHAN!”, dengan lantang Mira berkata kasar.

“MIRA!!! CUKUP!!!”, Siska tampak tidak terima.

“SILAHKAN PERGI CEWEK MURAHAN !”, bentak Mira
Dengan tangisan dan sakit hati yang mendalam, Siska pun pergi meninggalkan rumah Mira.


-------------------------------


Beberapa hari kemudian Mira tidak muncul di sekolah. Ada kabar bahwa dia sedang sakit. Memang Mira mengidap sakit ginjal dan belakangan bertambah parah. Seminggu lamanya Mira tak pernah muncul lagi di sekolah, Siska pun tampak khawatir. Sekali lagi dia kerumah Mira untuk memastikan keadaan Mira.

Bagaimanapun kelakuan Mira padanya, ia tak pernah melupakan sahabatnya.
Sesampainya di rumah Mira, mbak Sari tampak sedih dan menceritakan semuanya. Mira mengalami gagal ginjal dan perlu donor ginjal. Parahnya sang Ayah ternyata telah mendonorkan ginjalnya untuk Ibu Mira yang sudah meninggal dunia lebih dulu.

Siska pun bergegas menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tempat Mira dirawat. Siska melihat Ayah Mira tertunduk lesu didalam kamar. Mira tertidur di kasur dan tampak sangat pucat, wajahnya benar-benar sangat lemah.

“Om, bagaimana keadaan Mira?”, tanya Siska sambil menghampiri mereka berdua. 

“Dia benar-benar membutuhkan donor ginjal, nak. Om bingung karena sulit untuk mencari ginjal yang cocok”, kata ayah Mira. 

“Bagaimana dengan ginjal saya, Om?”, kata Siska.

“Hah? Ginjal kamu? Bagaimana mungkin? Tapi kamu masih muda dan akan sangat berat hidup dengan 1 ginjal kedepannya”, kata ayah Mira.

“Sudah kita coba tes dulu saja, Om. Masih banyak kemungkinan. Tidak ada yang tidak mungkin sebelum kita coba, saya ikhlas memberikan ginjal saya untuk sahabat saya Mira”

Walaupun ayah Mira tampak tidak setuju, tapi Siska tetap memaksa untuk tes kecocokan ginjalnya. Dengan segala keajaiban dari Tuhan, ternyata ginjal Siska cocok untuk Mira. Operasi donor ginjal pun berhasil dilakukan. Atas permintaan Siska, Ayah Mira tidak memberitahu siapa yang mendonorkan ginjal pada Mira.



------------------------------------


Hari-hari pun berjalan seperti biasanya, Mira kembali sekolah dan Siska tetap beraktifitas seperti biasa. Mereka berdua masih tidak saling menyapa karena Mira begitu membenci Siska.

Lama kelamaan kondisi tubuh Siska pun kurang membaik, dia lebih mudah lelah dan sakit-sakitan. Efek dari donor ginjalnya pada Mira mulai dirasakan. Suatu hari saat kondisi badan Siska kurang baik, dia berjalan pulang kerumahnya.

Dalam keadaan yang cukup lemah itu dia memaksakan diri untuk berjalan pulang tanpa minta orang lain untuk mengantarnya, dia pun menyeberang jalan dan…

BRAKKK!!!

Siska tertabrak mobil. Dalam keadaan setengah sadar karena sangat lelah, Siska memaksakan diri menyebrang tanpa melihat dibelakangnya sedang ada mobil berjalan dengan kecepatan yang lumayan tinggi. 
Dia terpental 2-3 meter dan tampak darah segar menetes dari kepala, hidung dan mulutnya. 

Orang-orang berkumpul dan berusaha menolongnya. Siska masih hidup dengan keadaan yang sangat kritis, dia tampak tidak sadarkan diri. Si penabrak tadi terkejut dan dia menangis histeris. Si penabrak itu adalah sahabatnya sendiri, yaitu Mira.

Beberapa menit kemudian, Siska dilarikan kerumah sakit dengan mobil Mira. Ayah Mira menyusul menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Siska langsung di operasi. Mira dan ayahnya menanti didepan ruang operasi, Mira menangis di pelukan ayahnya. 

“Ayah… kenapa semua ini terjadi!”, Mira menangis dan menyesal dengan kejadian yang dialaminya.

“Sudah nak! Kita doakan saja Siska bisa bertahan!”, kata Ayah Mira.

Lima jam kemudian lampu ruang operasi padam yang menandakan operasi telah usai. Mira dan ayahnya berdiri, mereka menunggu dokter keluar dari ruangan operasi. Tak lama kemudian, dokter berjalan keluar dari dalam ruang operasi sambil membuka maskernya.

“Maaf dik, maaf Bapak. Dengan sangat menyesal, Siska tidak bisa kami selamatkan lagi. Dia mengalami pendarahan yang cukup parah pada organ dalamnya. Tulang rusuk menusuk paru-paru dan limpanya. Belum lagi dia hanya memiliki satu ginjal yang tidak mampu menahan ketahanan tubuhnya lebih lama lagi. Maaf, saya sungguh menyesal”, kata dokter itu. 

“Satu Ginjal??? Ja-jadi, jadi yang mendonorkan ginjal padaku itu…!”, Mira menatap ayahnya.

Ayah Mira hanya bisa menunduk dan menangis sambil memegang pundak Mira yang tampak sangat terpukul. Dengan tangisan yang sangat keras dan histeris Mira hanya mampu bersimpuh di lantai rumah sakit itu.


------------------------------


Setelah pemakaman Siska, Mira menemukan sepucuk surat dari balik buku diary Siska yang tertinggal di tas sekolahnya. Ya, tas sekolah yang dibawa Siska saat tertabrak di perjalanan pulang. Sejak saat itu Mira menyesal seumur hidupnya dan belajar apa itu arti persahabatan serta kehilangan yang sesungguhnya.






Dear Mira Diandra Asmasoebrata,
Sahabatku yang paling cantik,

Entah kenapa aku menuliskan surat ini disaat hujan turun, entah ada firasat apa yang membuat aku menuliskan surat ini untukmu. Mungkin… ya, walaupun memang hanya Tuhan yang tau, tapi aku juga bisa merasakan bahwa tubuhku ini semakin lemah. Mungkin umurku tidak akan panjang lagi.
By the way, aku mau minta maaf atas kejadian dikamar, maaf kalau gelas itu pecah. Sebenarnya yang memecahkan gelas itu mbak Sari, tapi aku tidak bisa membiarkannya menanggung kesalahan seutuhnya, karena aku yang menyuruh dia untuk menaruh gelas minumku di dekat gelas antik ibumu itu,
yah… walaupun mungkin maafku ini tidak berguna untukmu dan tidak bisa mengembalikan gelas itu. Aku hanya tidak ingin mbak Sari di pecat, dia butuh uang untuk menyekolahkan anak-anaknya di desa. Aku sebagai orang kecil tahu bagaimana rasanya dan aku tidak mau mbak Sari merasa kesusahan, karena dia orang yang sangat baik, hehehe…
Hmmm, mungkin (walaupun aku bukan paranormal) suatu hari nanti saat kamu membaca surat ini, mungkin saat itu aku sudah tidak ada di dunia yang indah ini lagi. Biarkan surat ini ada didalam diary ku dan nantinya kamu akan membacanya.
Sekali lagi maafkan aku, kalau memang aku sudah tidak ada di dunia ini lagi, jangan bersedih karena aku ada di dalam dirimu selamanya. Aku telah menitipkan asa ku untuk hidup beserta segala mimpiku bersama tubuhmu.
Hmmm, tetap semangat ya Mira sayang, jalani hidupmu dan jadilah yang terbaik untuk orang-orang yang menyayangimu. Kamu sahabat terbaikku.

Salam sayang dari sahabatmu,

Siska Novalia Febrina
  

Sabtu, 23 November 2013

Realita Jomblo dan Malam Malam Minggu

Ini penulisan, penjabaran, dan pembahasan yang paling gue benci, tapi gue tetap harus profesional dalam menulis semuanya. Inilah hal yang paling mengganggu gue selama ini, JOMBLO! dan event paling beken di dunia yaitu malam minggu.



Tiap denger 2 hal itu rasanya Dalem....


Apa itu jomblo? Makanan apa? Gue harus gimana? Gue harus ngomong apa? Gue harus mengakui tentang apa?

Kita mulai dari cara orang yang menilai jomblo, menurut gue jomblo itu bisa di nilai dari dua sisi, sisi yang pertama adalah pemikiran yang positif dan yang kedua adalah pemikiran yang negatif.

Sisi positif adalah bila kalian berpikir jomblo itu sebuah pilihan hidup, jomblo itu selektif dalam memilih, jomblo itu belum siap memulai yang baru, jomblo itu berharap atas masa lalu dan jomblo itu ingin mendapatkan orang yang benar-benar tepat. Semua itu adalah cara berpikir positif tentang gelar jomblo yang di dapat, hal ini biasanya karena si jomblo ini ingin pacaran dengan serius atau malah dia masih trauma dengan rasa sakit di masa lalu yang terlalu dalem.....


Lalu bagaimana dengan sisi negatifnya? Apa pemikiran orang secara negatifnya? Ya kalian juga mungkin sudah tau dan sudah tau apa yang jadi pandangan orang secara negatif tentang jomblo, sisi negatifnya adalah JOMBLO itu ga laku-laku!


Semua boleh melihat orang dari kedua sisi itu, termasuk penilaian sahabat semua ke gue. Sekarang kalian sudah bisa paham apa itu jomblo dari 2 pandangan berbeda. Kalian sudah bisa mengartikan jomblo dan membedakan antara jomblongenes yang satu dengan yang lainnya. Dia single belum tentu karena ga laku-laku, bisa jadi itu karena dia memang belum ingin menjalin hubungan atau belum siap membuka hatinya lagi.


Disini gue punya pendapat, sebenarnya jomblo yang paling mulia adalah mereka jomblo yang ga laku-laku. Kenapa? Mereka ini adalah orang yang bisa tulus menerima takdirnya (walaupun berat dan merasa terpinggirkan), mereka juga memiliki ketulusan. Coba sekali mereka laku, gue jamin 80% dari mereka setia kepada pasangannya. Bandingkan dengan jomblo karena pilihannya, apa lagi karena belum siap membuka hati dan menjalani hubungan lagi. Pikiran pasti udah kesel banget kalau naksir jomblo yang satu ini, gimana engga kesel kalau dia masih terbayang luka masa lalu dan ga bisa move on? Menurut gue ga cuma yang PDKT aja yang kesel, sahabat-sahabatnya juga pasti kesel dan capek buat ngasih tau.


Sekarang kenapa gue sambung ke kata "malam minggu" yang sakral banget? Karena malam minggu buat para jomblo bisa jadi ancaman terselubung. Ini bisa jadi malam yang paling serem diatas malam jumat. Mungkin malam minggu justru lebih mengerikan ketimbang malam jumat bagi beberapa jomblongenes di luar sana.


Malam minggu, biasanya ini hari sakral orang pada hang-out  dari yang tua sampai yang masih kecil, dari yang jomblo sampai yang punya istri dan simpanan *eh.
Malam minggu itu memang saat dimana kita bisa habiskan waktu tanpa harus memikirkan segala rutinitas yang membuat kamu lelah.
Malam minggu juga biasanya buat ajang pacaran, nongkrong bareng teman, dan ngeceng.


Tapi bagaimana nasib jomblo? Disinilah awal dari sebuah kisah para jomblongenes yang mengarungi dunia persilatan bernama malam minggu.


Gue mau tanya aja dan jawab jujur di hati kalian, malem minggu pada ngapain sih?
Entah kenapa gue udah bisa baca jawaban kalian, ya jawaban mayoritas kalian. Mungkin ini karena kita sahabat sejati, atau mungkin karena gue senasib sama kalian semua. *hiks


Bayangin kalau malam minggu dateng, ada beberapa kejadian yang paling ga enak, beberapa contohnya adalah dirumah sendiri, pegang HP yang sepi, meluk guling, jaga rumah karena ortu pada pergi, atau yang lebih parah kalian sampai ngenyot menyan?


Selesai sampai sini ada pertanyaan? Kalau mungkin belum begitu paham coba baca penggalauan yang gue share di TL tiap malam minggu atau tiap hari, dan ini beberapa penggalauan yang udah gue share :
  • Pacaran: (´▽`) LDR: (˘⌣˘) Jomblo: (۳º̩̩́_º̩̩̀)Û³
  • Pacaran : satnight, LDR : satnight, jomblo : sadnight.
  • Pacaran : xxi-ing | LDR : sms-ing, calling, skype-ing, & Y!m-ing | jomblo : meluk gul-ing.
  • Pacaran : hp di masukin. LDR : hp di tekunin. Jomblo : hp di laminating & museumin.
  • Pacaran : di apelin, LDR : di telponin, jomblo : minum kombantrin. 
  • *lirik hp* *sepi* *matiin hp*
  • *lirik hp* *sms dari operator* *bbm sepi* *ga ada telpon* *ngenes*
  • *TL sepi jarang yg RT & mention* *no respon*, *matiin hp*.
  • *nyalain hp* *cek TL & mention* *klo sepi y matiin hp lg*
  • *matiin hp* *kubur diri* | *jomblongenes* 

Bener banget, ini lah beberapa penggalauan yang gue share dan gue rasain sendiri (curcol). Yah tapi inilah jomblo, ga cuma cinta yang penuh tantangan dan lika-liku, jomblo juga sama aja karena ini sepaket dengan masalah asmara, cinta, kasih sayang, hati, dan status.


Disini mungkin kalian juga punya pembelaan bahwa jomblo punya teman-teman dan sahabat yang bisa di ajak keluar. Ini alasan dan pembelaan andalan, kalian tidak akan merasa kesepian bila di temani sahabat yang setia pada kalian. Tapi, kalau suatu saat kalian ajak sahabat kalian untuk pergi dan dia ngomong "sory tong, gue udah ada janji sama pacar gue nih malem minggu, sory ye..". Gue pasti cuma bisa ngomong "dalem din...."



Atau contoh lain saat kalian pergi jalan-jalan ke mall, kalian pergi bareng sama temen-temen, tapi ternyata mereka membawa pasangan masing-masing, gimana rasanya jadi obat nyamuk? Gimana rasanya liat orang-orang pada gandengan tapi kalian cuma bisa gandeng HP yang jelas-jelas sepi? Gue cuma bisa jawab "dallleeeeeemmmmmmmm din.."


Mungkin juga saat kalian jalan sama teman kalian yang berpasangan untuk nonton bareng, sebelah kanan kalian duduk temen kalian bersama pacarnya dan sebelah kiri kalian ternyata duduk orang pacaran juga.


Gimana rasanya di antara 2 pasangan yang sedang memadu kasih? Gue cuma bisa jawab "DAAALLLEEEEEEEMMMMM DIIINNNN !"


Sampai contoh-contoh tadi inilah yang kita rasakan sebagai jomblo (nyari temen jomblo). Kalau memang kalian memilih untuk jomblo mungkin resiko yang dirasakan adalah sindiran dan kata-kata teman yang dalem....



Mungkin dalam kasus jomblo itu pilihan dan kalau kalian memang pemilih, di sindir dan di ejek pun bukanlah masalah, karena hidup kalian adalah pilihan, jomblo yang memilih statusnya sendiri adalah orang yang bebas memilih dan dipilih.

Kalau jomblo karena nasib dan ga laku-laku gimana? Ya ini memang selalu dapet pahitnya, jomblo yang di "paksa" menerima statusnya tanpa bisa melawan, dan jomblo ini adalah jomblo yang bebas memilih dan SEMOGA bisa di pilih (tolong a'im ya Allah, amin ya Allah).


Inilah beberapa realita tentang jomblo, biasanya malam minggu adalah tempat mereka berkhayal tentang nikmatnya pacaran. Kalau yang cowok pasti liat cewek cakep dikit aja matanya udah kaya liat pepaya jatuh. Yang cewek biasanya liat cowok cakep dikit aja berasa kaya justin bieber atau lee min hoo. 


Realitanya jomblo adalah kaum yang sedikit teraniaya pada saat malam minggu tiba.


Buat yang jomblo, santai aja gue temenin dan gue setia sama kalian.
Buat yang pacaran, semoga langgeng sampai punya anak, cucu, cicit, dan kutu. *eh
Buat yang LDR selamat menghabiskan waktu untuk telepon, sms, OL, dan tentunya jaga kepercayaan masing-masing.
Semoga segala pilihan kalian dalam hal status berpasangan selalu tepat dan baik ya.


Hidup itu pilihan, perjuangan, dan niat yang di iringi doa. Jangan cuma berpangku tangan dan menunggu, cobalah untuk memulai sesuatu, jangan merasa gagal bila belum mengambil langkah awal. SEMANGKA!!!

  

Jumat, 22 November 2013

Tips Move On

Belakangan, sejak gue tersesat di dunia maya yang bernama twitter, gue sering nemu istilah galau, move on, dan jomblongenes. Nah salah satu yang gue bahas dari hal-hal yang di hebohkan anak-anak muda jaman sekarang itu adalah istilah move on.
 
 
Move on, dalam bahasa harafiah Indonesia bisa artikan maju.
 
 
Move on, disini mungkin orang-orang atau anak-anak muda mengartikan bahwa maju melangkah karena sudah lama berkecimpung dengan perasaan sedih, sendu, galau, dan ngenes. Mungkin lebih simple-nya kita sebut sebagai langkah menuju lembar baru kehidupan setelah pukulan berat terhadap hidup kita.
 
 
Bagi orang-orang yang ngga pernah atau mungkin belum pernah mengalami kegagalan yang amat sangat berat pasti menganggap move on itu hal yang mudah. Semudah kita membalikan tangan dan semudah mencabut bulu ketiak.
 
 
Ohh, tunggu dulu…
 
 
 
Move on itu ngga semudah itu, guys. Move on itu bener-bener sulit buat beberapa orang yang benar-benar terlanjur berharap jauh pada suatu hal, biasanya disini masalah cinta. Gue kasih contoh move on dalam masalah cinta karena itu yang paling gampang kita cari kasusnya. Buktinya TL sering dipenuhi kata-kata move on, kan?
 
 
Pernah gue ngobrol sama temen yang kebetulan habis patah hati. Namanya Mona, mukanya sedengan aja, duit sedengan, cuma (maaf) tetek-nya bener-bener bikin lelaki cepet-cepet pingin move on ke doi.
 
 
Doi punya prinsip, dilihat boleh dipegang jangan. Dari prinsip dia itu gue memikirkan suatu pemikiran licik, kalo di senggol dikit pasti boleh. Mungkin ini pemikiran yang sedikit cabul, tapi muka gue bisa dipastikan ngga cabul sama sekali.
 
 
Oke kita lanjutin lagi, temen gue Mona ini habis ditinggalin cowoknya, bukan ditinggal mati ataupun kabur, tapi cowoknya mutusin Mona karena doi homo, 
DOI HOMO!!!
 
 
Sengaja di ulang biar sedikit dramatis.
 
 
Sebut saja cowok ini bernama Bunga.
Bunga ini cakep banget, guys, mukanya ga kalah sama Ringgo Agus Rahman. Bunga ini badannya oke, kekar, putih, rambut polem, tajir, mobilnya mercy. Gue yakin cewek-cewek dibelakang udah pada ngiler. Gue juga yakin hal-hal ini yang buat Mona sulit buat move on nantinya.
 
 
Tapi disini yang lebih gue khawatirkan adalah nama samaran si cowok ini, Bunga terkesan seperti korban pencabulan om-om berdasi dan seperti korban pencabulan bapak tiri yang jahat.
Supaya lebih jelas jenis kelaminnya, nama samara gue ganti dengan Rahul walaupun tetep... Homo...
 
 
Nah, Mona ini diputusin karena Rahul lebih memilih jalan sama cowok pasangan homonya, sebut saja Anjani.
Siapa Anjani? Gue juga ngga ngerti siapa dia, dari mana, dan seperti apa rupanya. Yang gue tau Anjani ini juga seorang... Homo...
 
 
Malam itu gue dateng ke rumah Mona, dia telpon gue katanya dia mau curhat. Pas gue dateng….
BEUUUUHHHH !!! Mona pake pakaian yang  minim abis!
Cowok-cowok di belakang mending jangan baca, gue yakin bayangan kalian ngga jauh dari selangkangan.
 
 
Doi pake hotpant yang bener-bener ngga pantes disebut celana dan tank top yang entah kenapa gue yakin bener doi ngga pake daleman.
 
 
Karena pembicaraan ini makin ngga karuan dengan pikiran semacam ngeres, gue memutuskan langsung masuk pada topik cerita.
 
 
Akhirnya doi cerita kalau udah diputusin Rahul dengan alasan yang udah gue sebutin di atas tadi. Mona ngomong ke gue kalau dia pingin move on, dia meyakinkan diri harus move on, harus bisa maju!
 
 
Gue sih seneng-seneng aja temen gue udah mikir positif dengan sendirinya, tapi yang gue ngga habis pikir perkataan dia setelah itu.
Lebih detilnya seperti ini perbincangan kami.
“gue pingin banget MOVE ON!”, kata Mona sambil nangis.
“oke”, kata gue.
“gue harus MOVE ON!”, kata Mona lagi dengan tangis yang lebih mereda.
“oke”, kata gue.
“JAWAB YANG LAIN KAMPRET!”, kata Mona, kali ini doi ngga nangis sama sekali.
“….”, gue speechless, Mona speechless, Udin juga speechless.
“yaudah lo kan udah bisa mikir positif sendiri, silahkan move on”, kata gue, kali ini dengan lebih banyak kata supaya doi ngga marah .
“oke”, jawab Mona.
 
 
KAMPRET! Cape-cape gue ngomong ke doi, jawabannya Cuma “oke” doang?
Ini bener-bener KAMPRET SEKAMPRET KAMPRETNYA KAMPRET!
Gue kesel banget, akhirnya gue diem, Mona diem, Udin  juga diem.
 
 
“tapi…”, Mona melanjutkan pembicaraan.
“tapi apa?”, gue nanggepin.
“gimana nasib CICO? Siapa yang rawat dia?”,
 
 Mona pun nangis lagi, gue bingung, Udin ikutan bingung.
 
 
Usut punya usut CICO ini boneka pemberian Rahul ke Mona saat pertama jadian. Boneka ini udah nemenin Mona 3 tahun (hubungan Mona udah berjalan sekitar 3 tahun dengan homo). Cico ini udah nemenin Mona kemana aja, dari mulai tidur, ke salon, belanja, sampe boker.
 
 
Dari situ gue mikir, move on itu gampang-gampang susah, tapi banyak susahnya. Move on itu jadi sulit karena kadang ada beberapa kenang-kenangan, benda berharga, atau bahkan pengalaman fantastis yang ngga bisa dilupain gitu aja.
 
 
Nah dari sini gue mau kasih #tipsMoveOn buat sahabat yang masih stuck di tempat, ini beberapa tips yang gue bisa kasih:
  • Kamu bukan penyembah berhala. Jadi kalo sayang banget sama benda pemberian mantan mending buang aja. Kalian bukan penyembah benda dan memuja benda kan?
  • Hargai kalo kamu masih hidup. Di tinggalkan kekasih ngga buat hidupmu berakhir/mati, masih ada cerita lain dalam lembaran hidupmu.
  • Kenangan itu bukan beban. Sadari kenangan seindah apapun yang dibuang sayang itu bukan suatu beban tapi pelajaran berharga.
  • Masih banyak yang lebih menderita. Kisah cinta itu banyak macamnya dan banyak penderitaannya, kamu bukan satu-satunya yang menderita, sadari itu.

Oke, segini aja pembahasan gue tentang move on, semoga bermanfaat.
MOVE ON GUYS!
 
 
 
Wassalam
 
  

Cinta Pertama

"Ada rasa yang tak biasa

Yang mulai kurasa yang entah kenapa

Mungkinkah, ini pertanda

Aku jatuh cinta, cintaku yang pertama"



Mikha Tambayong - Cinta Pertama















Banyak orang bilang masa-masa kecil - seperti saat masih TK atau mungkin saat duduk di bangku SD - kita pasti pernah merasakan jatuh cinta. Orang-orang sering menyebutnya cinta monyet, entah sebutan dari mana sampai ada kata cinta monyet. Setau gue, cinta pertama gue itu cewek tulen, seorang manusia seutuhnya yang rambutnya di kepala doang. Bukan monyet yang punya rambut di seluruh bagian tubuhnya. Untungnya gue masih normal dan bisa bedain mana monyet dan mana manusia.

Cinta pertama memang unforgettable dalam kehidupan sebagian orang. Orang lebih mudah mengingat saat pertama dan saat terakhir ketimbang mengingat yang ada di tengah-tengahnya. Orang-orang lebih merasa terkesan karena awalan dan akhiran, makannya banyak yang bilang kalau PDKT itu masa-masa paling indah dan putus itu perih jenderal!

Cinta yang gue alami pertama kali terjadi saat gue masih kelas 5 SD. Waktu itu gue masih ingusan, masih bau terasi, dan masih kecil kaya kutil. Bukan, bukan kecil dalam arti fisik. Gue dulu gendut sampai nggak punya leher. Kalau udah mau Idul Adha, orang-orang bakal susah bedain mana gue dan mana anak sapi. Fak!!! Rasanya bener-bener kaya buntalan lemak yang siap dijual di pasar-pasar tradisional.
Singkat cerita, gue yang waktu itu masih belum tau arti kasih sayang dan cinta tertegun oleh keindahan seorang makhluk sempurna hasil lukisan Tuhan.

“Opang awas!!!”

PLAAAAKKK!!!

Bagus, kepala gue memar. Sekarang gue tersungkur di lapangan akibat bola kasti yang melayang keras tepat ke kepala gue. Heran aja, ngelamunin apa gue, sampai-sampai bola kasti lewat aja gue enggak liat sama sekali.

Hari ini hari Kamis, pelajaran jam pertama adalah olah raga. Sekarang gue dan teman-teman sedang bermain kasti di lapangan dekat sekolahan gue. Gue bukan orang yang pintar olah raga, wajar kalau gue selalu jadi anak bawang. Ya, sedih memang jadi anak yang kurang dianggap. Apa lagi karena kita enggak bisa olah raga.

Balik lagi ke masalah kepala gue, sekarang gue terkapar di lapangan yang penuh rerumputan hijau. Kepala gue pening, mungkin ini rasanya kalau dipukul sama Mike Tyson. Belum sempat gue berdiri, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri gue.

“Pang! Ya ampun! Elo nggak kenapa-kenapa, kan? Maaf ya!”, kata suara itu. Gue kenal suara ini, ya suara cewek yang gue suka.

“Enggak. Enggak kenapa-kenapa, Cuma rada pusing aja”, kata gue seadanya sambil menahan malu.

Namanya Hera, umurnya lebih tua dari gue 1 tahun, dia satu angkatan sama gue. Hera ini harusnya kakak kelas gue, tapi katanya dia enggak naik karena sempat sakit 1 semester. Hera bukan cewek paling cantik, bukan juga paling tajir di sekolah, dia cuma anak pedangan bakso didekat SD gue. Anaknya lumayan tinggi, langsing, kulitnya kuning, rambutnya pendek. Buat gue pribadi, cewek dengan rambut sebahu itu +7 poin. Tahi lalat menghiasi mata kirinya, dan yang bikin gue heran lagi dia ini sporty abis man!

Ya, Hera ini termasuk cewek perkasa di sekolah gue, dalam hal olah raga dia jagonya. Bahkan, kadang cowok-cowok kalah cepat larinya, termasuk gue yang waktu itu masih gendut kaya beruang kutub salah benua.

Hera ini jago kasti, tiap dia mukul bola pasti hasilnya home-run. Sialnya, hari ini gue korban keganasan pukulan kasti Hera. Ya, bola yang tadi melesat cepat ke arah gue itu adalah bola hasil pukulan Hera. Gue kadang curiga, Hera ini cowok atau cewek. Karena gue khawatir kalau jangan-jangan gue lagi jatuh cinta sama sesama jenis, atau paling parah mungkin aja dia salah hormon dan termasuk hemaphrodite.

Gue jatuh cinta sama Hera sejak awal perkenalan tahun ajaran baru di kelas 5 ini. Berkat suaranya yang lembut, tahi lalat yang memukau seperti cici faramida, wajahnya yang pacar-able dan tentu senyumnya yang manis itu sulit untuk dilupakan. Apa lagi, gara-gara liat senyum Hera yang manis tiap hari, gue mulai mengidap hepatitis sejak kecil. Dia anaknya baik, dia selalu mau bantuin orang yang kesusahan, termasuk gue. Hal ini yang bikin gue naksir sama Hera.



                                                       -----------------------------




Selesai pelajaran olah raga, temen sebangku gue, sebut saja Rengga, terlihat sedang asik mengintip ke dalam ruang UKS. Ruang UKS SD gue ini enggak begitu besar, cuma berukuran 4x4 aja. Ada 3 jendela yang menghiasi dindingnya dan 1 pintu masuk. Di dinding terpasang poster-poster tentang kesehatan, gue sendiri enggak tau apa fungsinya. Di dalamnya ada 2 tempat tidur yang mirip di bangsal-bangsal rumah sakit, dan ada 1 meja beserta 1 lemari yang berisikan obat-obatan.

Di UKS ini biasanya cewek-cewek ganti baju setelah pelajaran olah raga, karena gue penasaran dengan apa yang dilakukan Rengga, akhirnya gue samperin dia.

“Ngga, ngapain lo?!”, kata gue.

“SSSTTTT! Diem bapuk! Jangan keras-keras!”, jawab Rengga.

“Sini deh! Gue ajarin jadi lelaki dewasa seutuhnya”, lanjutnya dengan nada sok bijaksana macam dokter boyke yang belum akil baligh.

Gue yang masih polos pun menuruti perintah Rengga. Gue jalan nyamperin dia, dan ikut berdiri di depan jendela UKS sekolah.
Rengga ini temen sebangku gue yang freak abis. Anaknya dewasa sebelum waktunya. Pernah gue liat dia bawa majalah “Lipstik” yang gambar cewek di cover-nya bikin berdiri si otong, atau pernah juga dia sengaja mengibaskan rok cewek-cewek ke atas demi melihat warna underwear-nya. Ya, Rengga ini gila memang. Gue yakin dia bakal jadi orang sukses kalau mau kerja di JAV (Japan Adult Video).

Gue yang sudah mengambil posisi siap siaga di sebelah Rengga pun ikut mengintip ke dalam UKS. Kebetulan banget gorden UKS terbuka sedikit sehingga gue bisa lihat ke dalam dengan leluasa. Gue bener-bener kaget, si Rengga ini ternyata lagi ngintipin cewek-cewek kelas gue ganti baju. Baru pertama ini gue ngelakuin hal yang memalukan ini.

“Asik kan? He he he”, kata Rengga sambil berbisik.

“Errrrr…”, gue speechless tapi sedikit menikmati.

Yah, namanya juga anak kecil, pasti apa-apa pingin cobain. Karena sudah terlanjur basah ngintip cewek-cewek ganti baju, akhirnya gue mengambil keputusan untuk mencari Hera. Ya, cewek yang gue suka itu. Jujur gue belum punya nafsu sama cewek, jadi liat mereka pakai kaos dalem dan underwear ngga bikin gue ngerasa gimana-gimana.

Di sudut ruangan dekat meja akhirnya gue temukan Hera yang sedang mengancingkan bajunya. Gue liatin Hera dari kepala sampai kaki, gue liatin baik-baik. Akhirnya gue mengambil kesimpulan kalau gue normal, ya normal karena Hera beneran cewek. Dari mana gue tau??? waktu itu gue berpikir kalau cowok dengan lari secepat itu pasti betisnya sebesar kentongan maling. Waktu gue liat hera, betisnya normal untuk ukuran cewek, ramping dan bersih. Tangannya juga enggak berotot kaya Ade Rai, yang gue liat dia memang beneran seorang cewek tulen.

 “Alhamdulillah”, kata gue dalam hati saat itu.

“AAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!”, belum sempat lamunan gue hilang tiba-tiba aja ada suara teriakan cewek.

Ya, guys, Hera ngeliat gue lagi ngintip lewat jendela. Gue bengong, kaget, dan mematung tanpa bisa berkata-kata. Seiring dengan teriakan Hera, cewek-cewek lain juga mulai ikut berteriak.

“AAAAAAAAAA!!!!!”

“OPANGCABUL!!!”

“OPANG NGINTIP!!!”

“KYAAAAAAAA!!!”

“JANGAN OM! JANGAN!”

“KERAMASI AKU MAS! KERAMASI AKU DENGAN CINTAMU!!!”

“NIKAHI AKU OM! NIKAHI AKU SEKARANG!”

Saya prihatin.

Mendengar teriakan-teriakan itu gue jadi panik, gue liat ke sebelah, ternyata Rengga udah kabur duluan. Kampret si Rengga. Akhirnya dengan terburu-buru gue turun dari pijakan gue. Tapi sebelum gue lari, gue udah di cegat sama guru Agama yang kebetulan lewat dan mendengar teriakan cewek-cewek dari dalam UKS. Alhasil telinga gue dijewer sampai merah dan di bawa ke kantor guru untuk di interogasi seperti om-om pelaku pencabulan pada anak di bawah umur. 

                                                     --------------------------- 

Gue yang masih polos, gue yang masih unyu, dan gue yang masih imut akhirnya harus menanggung beban sosial atas tindakan gue (dan Rengga, harusnya). Gue malu, gue dipandang sinis oleh temen-temen cewek, gue di ketawain sama temen-temen cowok, termasuk Rengga. Gue dapat sebutan baru di sekolah, yaitu mesum.
Lebih parahnya lagi, besoknya Hera berubah jadi sinis ke gue, belum lagi mata gue jadi bintitan gara-gara ngintipin cewek-cewek ganti. Lengkap sudah penderitaan gue. Ya, ini memang tentang cinta pertama, dimana hati gue terketuk oleh cewek yang sempurna. Tapi ini juga patah hati yang pertama kali gue rasa, dimana hati gue dihempaskan seorang cewek sebelum gue menyatakan apa-apa.
Anti klimaks...
Buat gue saat ini, cinta pertama itu memalukan jendral! 
                         
                                                                                                         to be continue...